Testimoni Obat Generik
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kementrian Kesehaan telah berani menjamin untuk menggunakan obat generik bagi penderita diabetes dibandingkan menggunakan obat bermerk, karena khasiatnya sama, walaupun hanya untuk program JKS (Jaminan Kesehatan Sosial).
Jika diukur dari harga, obat generik bisa jauh lebih murah, karena tidak membutuhkan biaya promosi seperti halnya obat bermerek. Perbandingan harganya bisa sampai 100%.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Maura Linda Sitanggang mengatakan "Obat generik menggunakan nama zat aktif obatnya, misalnya statin untuk menurunkan gula darah. Obat bermerek menggunakan nama dagang yang perlu dipromosikan, sehinggga harganya jauh di atas obat generik." Selasa (6/5/2014).
"obat generik maupun bermerk adalah obat copy dari obat paten (originator), sehingga tidak berbeda dalam hal zat aktif, indikasi, dan bentuk sediaan. Sebelum dipasarkan, setiap obat generik, baik yang berlogo maupun bermerek, harus melalui uji bioekivalensi. Sehingga zat aktif obat dan manfaatnya dapat dipastikan sama dengan originatornya." tandasnya.
Selanjutnya ia menyatakan bahwa "Untuk penyakit-penyakit kronis yang membutuhkan obat seumur hidup seperti diabetes atau tekanan darah tinggi akan sangat rugi jika konsumen menggunakan obat bermerek, sementara obat generik hadir dengan harga yang lebih murah."
Kumpulan Obat Diabetes Generik dan Herbal
Perbedaan Pengobatan Medis dan Tradisional
Antara pengobatan tradisional dengan pengobatan secara medis (ilmu kedokteran modern) terdapat beberapa perbedaan. Pengobatan medis sifatnya 'menghancurkan'. Untuk itu reaksi yang didapat biasanya cepat terasa. Sedangkan obat tradisional sifatnya 'membangun'. Reaksi yang ada cukup lambat.Hal di atas memang sesuai dengan prinsip dasar pengobatan medis dan herbalisme. Pengobatan tradisional berpegang pada keseimbangan fungsi organ tubuh secara alami. Sehingga ia tidak hanya mengobati atau menghilangkan gejala satu penyakit, tetapi berusaha mengembalikan fungsi tubuh hingga menjadi seimbang kembali. Pengobatan tradisional biasanya kurang cocok untuk hal-hal yang sifatnya harus cepat penanganannya, misalnya untuk infeksi akut. Sebaliknya pengobatan tradisional sangat bagus untuk penyakit-penyakit kronis yang bahkan tidak sanggup lagi diobati dengan cara medis.
Jika diabetes diolah dengan pengelolaan yang baik, komplikasi-komplikasi yang dominan terjadi itu dapat dicegah dan diperhambat. Terdapat empat hal utama yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah:
- Mengikuti pola makan sehat
- Meningkatkan kegiatan jasmani/aktivitas fisik
- Pengobatan yang sesuai
- Melakukan pemantauan melalui pemeriksaan secara berkala
1. GLUCOVANCE
Obat generik yang berkomposisi per tablet 1,25 mg/250 mg Glibenclamide 1,25 mg, metformin HCl 250 mg. Per tablet 2,5 mg/500 mg Glibenclamide 2,5 mg, metformin HCl 500 mg. Per tablet 5 mg/500 mg Glibenclamide 5 mg, metformin HCl 500 mg ini ampuh menetralisir kadar gula dengan harga murah, yaitu kisaran Rp. 5000-an.Adapun efek samping yang seketika akan dirasakan yaitu reaksi pada gastrointestinal (saluran cerna) seperti diare, mual/muntah, nyeri perut, sakit kepala, pusing dan hipoglikemia.
2. METROFOMIN
Obat genrik selanjutnya yaitu metformin. Pamor Metformin pernah kalah dengan yang lain, tapi kini naik daun lagi, karena beberapa penelitian akhir-akhir ini membuktikan bahwa metformin punya kelebihan dibandingkan beberapa obat Diabetes lebih baru. Lihatlah hasil penelitian terhadap obat-obat Type 2 Diabetes yang diumumkan majalah Archives of Internal Medicines terbitan 27 Oct 2008 (Arch Intern Med. 2008;168(19):2070-2080).
Menurut penelitian Elizabeth Selvin dkk, Metformin punya daya proteksi yang lebih baik bagi pasien dalam menurunkan angka kematian yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner yang sering menyertai penyakit diabetes type 2, sedangkan rosiglitazone (Avandia, obat relatif baru yang jauh lebih mahal) tidak menghasilkan manfaat serupa. Di samping itu, thiazolidinediones, dan meglitinides, sama baiknya dengan metformin dalam mengurangi resiko kematian akibat serangan jantung yang menyertai penderita diabetes tipe 2.
3. INSULIN
Insulin diinjeksikan sebagai obat untuk menutupi kekurangan insulin tubuh (endogen) karena kelenjar sel b pankreas tidak dapat mencukupi kebutuhan yang ada. Pengobatan dengan insulin berdasarkan kondisi masing-masing penderita dan hanya dokter yang berkompeten memilih jenis serta dosisnya. Untuk itu insulin digunakan pada pasien diabetes millitus tipe I. Penderita golongan ini harus mampu meyuntik insulin sendiri.
4. BIGUANID
Obat golongan biguanid bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh sendiri. Obat ini tidak merangsang peningkatan produksi insulin sehingga pemakaian tunggal tidak menyebabkan hipoglikemia.Obat golongan biguanid dianjurkan sebagai obat tunggal pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas (BBR> 120%). Untuk penderita diabetes mellitus yang gemuk (BBR> 110%) pemakaiannya dapat dikombinasikan dengan obat golongan sulfonilunea.Efek samping yang sering terjadi dari pemakaian obat golongan biguanid adalah gangguan saluran cerna pada hari-hari pertama pengobatan. Untuk menghindarinya, disarankan dengan dosis rendah dan diminum saat makan atau sesaat sebelum makan. Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan memakai obat golongan ini.
5. SULFONILUREA
Golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi dengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel b Pankreas. Dengan demikian bila pankreas sudah rusak dan tidak dapat memproduksi insulin lagi maka obat ini tidak dapat digunakan. Karena itu obat ini tidak berguna bagi penderita diabetes millitus tipe I. Namun, akan berkhasiat bila diberikan pada pasien diabetes millitus tipe II yang mempunyai berat badan normal.Penggunaan obat golongan sulfonilurea pada yang gemuk dan obesitas harus hati-hati. Karena mungkin kadar insulin dalam darah sudah tinggi (hiperinsulinemia). Hanya saja insulin yang ada tidak dapat bekerja secara efektif. Pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas, pemberian obat golongan ini akan memacu pankreas mengeluarkan insulin lebih banyak lagi. Akibatnya keadaan hiperinsulmnemia menjadi lebih tinggi. Ini berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
6. ACARBOSE
Acarbose bekerja dengan cara memperlambat proses pencernaan karbohidrat menjadi glukosa. Dengan demikian kadar glukosa darah setelah makan tidak meningkat tajam. Sisa karbohidrat yang tidak tercerna akan dimanfaatkan oleh bakteri di usus besar, dan ini menyebabkan perut menjadi kembung, sering buang angin, diare, dan sakit perut.Pemakaian obat ini bisa dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea atau insulin, tetapi bila terjadi efek hipoglikemia hanya dapat diatasi dengan gula murni yaitu glukosa atau dextrose. Gula pasir tidak bermanfaat.Acarbose hanya mempengaruhi kadar gula darah sewaktu makan dan tidak mempengaruhi setelah itu. Obat ini tidak diberikan pada penderita dengan usia kurang dan 18 tahun, gangguan pencernaan kronis, maupun wanita hamil dan menyusui. Acarbose efektif pada pasien yang banyak makan karbohidrat dan kadar gula darah puasa lebih dari 180 mg/dl.
Mengenai Kumpulan Obat Diabetes Generik dan Herbal Penyakit Gula Paling Ampuh ini, kami cukupkan. Salam sehat selalu semoga sembuh!
Baca pula: Obat Luka Diabetes Agar Cepat Kering Secara Alami dan Tradisional
0 Response to "Kumpulan Obat Diabetes Generik dan Herbal Penyakit Gula Paling Ampuh"
Posting Komentar